بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الإعراب هو تغيير أواخر الكلم لاختلاف
العوامل الداخلة عليها لفظاً أو تقديراً .
I’rab adalah berubahnya akhir kalimah
karena perbedaan amil-amil yang memasukinya baik secara lafadz atau taqdir
(dikira-kira).
Berubahnya secara lafadz dicontohkan
untuk isim جا إزيدٌ ( telah datang zaid) رأيتُ زيدً( aku telah melihat
zaid ) مررتُ بزيدٍ(aku telah bersua
dengan zaid) dan untuk fi’il يضربُ ( Dia memukul) لنْ
يضربَ (dia tidak akan memukul) لم يضربْ( dia tidak memukul).
Berubah secara taqdir (dikira-kira)
dicontohkan untuk contoh isim جاإَ الفتى (telah datang seorang pemuda) رأيتُ الفتى (aku telah melihat seorang pemuda) مررتُ بالفتى(aku telah bersua dengan seorang pemuda) dan untuk fi’il
يخشٰى (dia merasai
takut)لن يخشٰى (dia tidak akan
merasa takut) لم يخشٰى (dia tidak merasa takut)
وأقسامه أربعة : رفع ونصب وخفض وجزم
: Bagian-bagian i’rab itu ada empat
Rafa’ contohnya
زيدٌ قائمٌ (Zaid bediri)
Nashab contohnya
رأيتُ زيدً (aku telah melihat Zaid)
Khofadh /Jar contohnya
مررتُ بزيدٍ (aku telah bersua dengan Zaid)
Jazm contohnya
لم يضربْ (Dia tidak memukul)
فللأسماء من ذلك الرفع والنصب والخفض ولا
جزم فيها
Setiap isim itu bisa dalam kondisi rafa’, nashab, khafad akan tetapi tidak
mungkin dalam kondisi jazm. Rafa’ contohnya زيدٌ قائمٌ (Zaid bediri), Nashab contohnya رأيتُ زيدً (aku telah melihat
Zaid) dan Khofadh /Jar contohnya مررتُ بزيدٍ (aku telah bersua
dengan Zaid) isim selamanya tidak akan pernah menerima i’rob jazm dan tidak
akan pernah bisa juga dimasuki oleh amil jazm.
وللأفعال من ذلك الرفع والنصب والجزم ولا
خفض فيها .
Setiap fi’il itu bisa dalam kondisi
rafa’, nashab, jazm akan tetapi tidak mungkin dalam kondisi khafadh.
Contoh dalam keadaan Rafa’; يضربُ ( Dia
memukul), dalam keadaan Nashab; لنْ
يضربَ (dia tidak akan memukul) dan dalam keadaan Jazm; لم يضربْ( dia tidak memukul).
Fi’il selamanya tidak akan pernah menerima i’rob khafadh atau jer dan tidak
akan pernah bisa juga dimasuki oleh amil khafadh.
*******************
0 komentar:
Posting Komentar