بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Segala Puji Bagi Allah Yang Menurunkan
Al-Qur'an dengan Bahasa Arab. Shalawat serta Salam semoga Tercurah-limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw paling utamanya makhluq yang berbicara
dan berbahasa. Dan juga kepada keluarganya, para shahabatnya dan para tabi'in
dan taabi'it taabi'iin bi ihsaanin ilaa yaumiddin…. Dan semoga Allah mengangkat
kita bersama-sama mereka didalam rumah akhirat yang tentram tanpa belenggu rasa
kesah dan kelu. Aamiiin.
Amma
Ba'du:
Berkata Kyai Mushannif Ibnu Aajurruumi Muhammad bin Muhammad bin Dawud
As-Shanhaji Alfaasiy (627-723 H. / 1273-1323 M.) semoga Allah Merahmatinya dan
semoga kami mendatapkan Ilmu yang Manfa'at berkat Ilmu-ilmunya. Aamiin.
الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع .
Macam-macam
Kalam
Telah berkata pengarang kitab ini (As
Syaikh Ash Shanhajy) rahimahullah :
Al kalam (kalimat) adalah Lafadz
yang tersusun yang berfaedah dengan bahasa arab. Penyusun kalimat itu ada tiga:
Isim, fi’il, dan huruf yang memiliki arti.
Karena itu Kalam menurut ahli
nahwu harus memenuhi 4 syarat yaitu;
1.
Lafadz, yaitu الصوتالمشتمل على بعض الحروف الهجاءية (Ucapan yang mengandung sebagian huruf hijaiyah) seperti زيد (Zaid) maka lafadz zaid itu terdiri dari tiga huruf hijaiyah yiatu ز (Za) , ي (Ya) ,د (da) dan untuk
suara yang tidak terdiri dari huruf hijaiyah tidak bisa disebut lafadz sehingga
tidak bisa menjadi syarat kalam seperti suara ayam, bedug, kaleng, petir, mesin
dan sebagainya yang tidak termasuk lafadz.
2.
Murokab, yaitu ماتركب من كلمتين
فاءكثر (Ucapan
yang tersusun atas dua kalimat atau lebih)
seperti زيد قائمٌ (Zaid berdiri) kedua lafadz tersebut disusun
dalam bentuk mubtada’ (زيدٌ) dan
Khobar (قائمٌ). jadi
apabila kalimah saja belum bisa dinamakan murokab karena sejatinya kalimah
hanyalah sepatah kata.
3.
Mufid, yaitu ما أفادفائدة يحسن السكوت عليهامن المتكلم
والسامع عليها (Ungkapan berfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga
pendengarnya merasa puas) seperti زيد قائمٌ (Zaid berdiri) dan قام زيد (berdiri Zaid),
maka apabila ada seseorang yang menyampaikan dan bagi yang mendengarkanya dapat
memahami apa yang dibicarakan meskipun tidak melihat langsung berdirinya Zaid.
4.
Wadha’ yaitu جعل اللفظ دليلا على معنى (Menjadikan lafadz
agar menunjukkan suatu makna pengertian) kalam harus menggunakan bahasa arab
sebab ilmu nahwu membahas kaidah bahasa arab.
Untuk itu kalam harus memenuhi empat
syarat diatas seperti seperti زيد قائمٌ (Zaid berdiri) dan قام زيد (berdiri Zaid)
kedua contoh kalimat tersebut sudah berlafadzkan huruf-hurufnya, kalimatnya
tersusun secara mubtada’ khobar dan fi’il fa’il, faedah pemahamannya jelas dan
menggunakan bahasa arab.
وأقسامه ثلاثة : اسم ، وفعل ، وحرف جاء
لمعنى .
Bagian-bagian Kalam itu terbagi menjadi
tiga yaitu isim, fi’il dan huruf yang memiliki makna.
1.
Isim
(kata benda) adalah ; كلمة دلت على معنى في نفسها و لم تقترن بزمان وضعا (kalimah yang menunjukkan
makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman). Seperti كتاب(Buku), مجلس(Majlis) مسجد (Masjid) زيد(Zaid) dan seterusnya.
2.
Fi’il
(kata kerja) adalah كلمة دلت على معنى في نفسها و تقترنت بزمان وضعا (kalimah yang
menunjukkan makna mandiri disertai dengan pengertian zaman). Zaman fiil ada
tiga yaitu zaman madhi (masa lalu) pada fi’il madhi, zaman mundhlori’ (masa
sekarang dan sedang berlangsung) pada Fiil Mundhlori’ dan zaman istiqbal yaitu Fiil
Amr. Seperti كتب (Sudah menulis), يكتب (akan atau sedang menulis), اكتب (tulislah), يأ كل (dia akan atau
sedang makan), اكال (Sudah
makan). Fi’il itu dikenali dengan keberadaan: قَدْ
(sungguh/terkadang), سَ (akan) ، سَوْفَ(akan) ، تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ (ta ta’nits yang mati).
3.
Huruf
adalah كلمة دلت على معنى في غيرها (kalimah yang menunjukkan makna apabila gabungkan
dengan kalimah lainya). Seperti الى(Kepada) هل (Apakah) لم(Tidak) itu adalah
sesuatu yang tidak memenuhi ciri-ciri isim dan fi’il tetapi akan mempunyai
makna apabila dirangkai dengan kalimat lainya.
فالاسم يعرف : بالخفض ، والتنوين ، ودخول
الألف واللام ، وحروف الخفض وهي : من وإلى وعن وعلى وفي ورب والباء والكاف واللام
وحروف القسم وهي : الواو والباء والتاء .
Isim itu dapat dikenali dengan
keberadaan khafadh, tanwin, dan kemasukan alif dan lam dan kemasukan hurf
khafadh. Huruf khafadh itu adalah : مِنْ (dari), إِلَى(ke), عَنْ (dari), عَلَى(di atas),فِي (di), رُبَّ (jarang), بِ (dengan), كَ (seperti), لِ (untuk) Isim dapat dikenali juga dengan huruf qasam
(sumpah) yaitu waw, ba dan ta.
Contoh dengan keberadaan khafadh بسمِ اللهِ
الرحمنِ الرحيمِ , dengan menggunakan tanwin قائمٌ , dengan menggunakan alif lam المدرسة (Sekolahan) dan القراٰن (Alqur’an). Contoh dengah kemasukan huruf khofadh : مِنْ (dari) dan إِلَى (ke) yaitu; من الصرةِ الى الكوفةِ , عَنْ (dari) عنِ القوسِ , عَلَى(di atas) ركبت على الفرس ,فِي (di) الماُ فى الكوزِ , رُبَّ (jarang) رُبَّ رجلٍ
صالحٍ فى المسجدِ , بِ (dengan) مررت بزيدٍ , كَ (seperti) زيدٌ كالبدرِ , لِ (untuk) الملُ لزيدٍ , huruf qosam وااللهِ ، بااللهِ
، تااللهِ (demi
Allah)
والفعل يعرف بقد والسين و ( سوف ) وتاء
التأنيث الساكنة .
Fi’il itu dapat diketahui dengan قَدْ
(sungguh/terkadang), سَ (akan) ، سَوْفَ(akan) ، تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ (ta ta’nits yang mati). Seperti قد قام زيدٌ (Sesungguhnya zaid berdiri), سيقوم زيدٌ (Akan berdiri
zaid), (Nanti akan berdiri zaid) dan قامتْ هندٌ (berdiri hindun).
والحرف مالا يصلح معه دليل الاسم ولا دليل الفعل .
Huruf adalah lafadz yang tidak disertai
ciri isim dan ciri fi’il.
Huruf tidak termasuk isim dan fi’il
huruf juga tidak ditanwnikan atau disisipi alif-lam, qod, ta ta’nits yang
disukunkan. Seperti الى(Kepada) هل (Apakah) لم(Tidak) dan
sebagainya.
*****************
0 komentar:
Posting Komentar