Bab tentang Tamyiz - Fawakihul Janiyah

 


باب التمييز
Bab tentang Tamyiz (penjelas/keterangan spesifik dalam kalimat).

ويقال له التفسير والتبين، وهو لغة مصدر بمعنى تبيين.
Tamyiz juga disebut "tafsir" dan "tabyin", secara bahasa merupakan masdar (kata dasar) yang berarti "menjelaskan".

بكسر الباء اسم فاعل (هو الاسم المنصوب) بما شبه من فعل أو شبهه أو ذات شبهت.
Dengan memecahkan huruf "ba" (teb-yīn), tamyiz adalah isim fa'il (kata kerja aktif) yakni isim manshub (berharakat fathah) yang menyerupai fi'il (kata kerja) atau menyerupai bentuk fi'il, atau zat yang diserupakan.

(المفسر لما انبهم من الذوات) باعتبار الوضع (أو النسب) الكائنة في جمل أو شبهها.
(Yaitu yang menjelaskan apa yang samar dari zat) berdasarkan penempatan (atau penyandaran) dalam kalimat atau semacamnya.

فإن الحاجب عن هذا بالذوات المقدرة.
Karena penghalang dari makna ini adalah zat-zat yang ditentukan.

فخرج عن ذلك الحال فإنها ليست مفسرة بل ذات أو نسبة.
Maka keluar dari pengertian ini adalah "hal", karena hal tidak menjelaskan zat, melainkan menjelaskan keadaan atau penyandaran.

والنعت فإنه مخصص أو مقيد.
Begitu juga sifat (na'at) karena ia berfungsi membatasi atau mengikat.

ورفع الإبهام به إنما حصل ضمنًا.
Penghilangan ketidakjelasan (dengan na'at) hanya terjadi secara implisit (tidak langsung).

(والذات المهمة) الرفع لإبهامها التمييز (أربعة أنواع أحدها العدد) الصريح من أحد عشر فما فوقها إلى المائة (نحو اشتريت عشرين غلاما).
(Dan zat yang penting) yang membutuhkan pengangkatan ketidakjelasan melalui tamyiz terdiri dari empat jenis, yang pertama adalah bilangan eksplisit dari angka sebelas sampai seratus (contohnya: "Saya membeli dua puluh budak laki-laki").

فإن عشرين عدد مهم تردد النظر في جنسه فبذكر التمييز يرتفع ذلك الإبهام.
Karena angka dua puluh adalah jumlah penting, namun jenisnya masih samar, maka dengan menyebutkan tamyiz (budak laki-laki) ketidakjelasan itu hilang.

(و) كذا (ملكت تسعين نعجة).
(Dan) begitu juga dalam kalimat: "Saya memiliki sembilan puluh ekor domba betina."

وغير الصريح هو كم الاستفهامية نحو كم عبدا ملكت.
Adapun bilangan tidak eksplisit adalah "kam" (kata tanya jumlah), misalnya: "Berapa banyak budak yang kamu miliki?"

وقد يكون التمييز واجب الجر بالإضافة كتمييز الثلاثة والمائة والألف.
Kadang tamyiz harus dalam bentuk majrur (berharakat kasrah) karena diidhofahkan (disandarkan), seperti dalam jumlah tiga, seratus, dan seribu.

وكم الخبرية.
Juga berlaku untuk "kam" dalam bentuk berita (bukan pertanyaan).

فالحجرية ليس صفة لازمة للتمييز بخلاف الحال.
Karena "pengharusan majrur" bukan sifat wajib bagi tamyiz, berbeda dengan hal.

(والثاني المقدار) أى ما يعرف به قدر الشيء وهو ثلاثة أقسام.
(Jenis kedua tamyiz) adalah ukuran, yaitu sesuatu yang digunakan untuk mengetahui kadar suatu benda, dan terbagi menjadi tiga bagian.

أحدها الكيل (كقولك اشتريت قفيز برا).
Pertama, ukuran dengan takaran, misalnya: "Saya membeli satu qafiz gandum."

أو وزن (وذلك كقولك اشتريت منا سمنا).
Atau dengan berat, contohnya: "Saya membeli satu mannah lemak."

ومنا كعصا، وهو لغة في المر.
Satuan "mannah" dalam bahasa Arab mirip seperti tongkat dalam bahasa sehari-hari.

(والثالث شبه المقدار) نحو اشتريت راحلة.
Yang ketiga, ukuran semu, misalnya: "Saya membeli satu tunggangan."

والمراد بالمقدار في هذه الأمثلة قدر الآلة التى يقع بها التقدير وإلا فوجب الإضافة نحو اشتريت قفيز بر.
Yang dimaksud dengan "ukuran" dalam contoh-contoh ini adalah ukuran alat yang digunakan untuk mengukur, jika tidak demikian, maka harus menggunakan idhafah (penyandaran) seperti "Saya membeli satu qafiz gandum."

وزن أو الكيل أو الوزن أو المساحة فشبهه كفاء ماء ونحوه.
Baik itu ukuran dengan takaran, berat, ataupun luas area, semuanya memiliki contoh seperti "fā'ā'" (air) dan sejenisnya.

(نحو قفيزال ذرة خبرا فخير تمييز لقفيزال ذرة).
Misalnya kalimat "Satu qafiz biji jagung sebagai berita" maka tamyiznya adalah untuk qafiz biji jagung.

وتقاتل ذرة شبيه سمن ما يوزن به وشبه المساحة نحو ما في السماء موضوع راحة سحاب.
Atau penggunaan jagung sebagai sesuatu yang menyerupai berat lemak, atau menyerupai satuan luas area seperti "apa yang di langit berupa tempat beristirahat awan".

وما يحتمل الوزن والمساحة قولهم على التمرة منها.
Dan terkadang ada ungkapan yang dapat menanggung makna berat maupun luas area, seperti dalam ungkapan mereka tentang kurma.

(لنا تمرة قدت قديما)
Bagi kita ada sebutir kurma yang dahulu telah diukur.

(فلا يدرى قدرها أوزن أو مساحة)
Maka tidak diketahui apakah ukurannya berdasarkan berat ataukah berdasarkan luas.

(ولا بد فى الكيل والوزن والمساحة من آلة كالمد والصاع والرطل والأوقية والذراع والشبر.)
Dalam takaran, timbangan, dan pengukuran luas, harus ada alat ukur seperti mudd, sha', ratl, uqiyah, hasta, dan jengkal.

(والثالث شبه المقدار وهو قسمان أحدهما المساحة نحو اشتريت قفيزا من الأرض)
Jenis ketiga dari tamyiz ukuran adalah ukuran semu, dan ini terbagi menjadi dua, yang pertama adalah berdasarkan luas area, misalnya: "Aku membeli satu qafiz tanah."

(أى مقدار مساحة هذا المقدار من الأرض.)
Yaitu ukuran luas area sebesar itu dari tanah.

(والثانى شبه الوزن والكيل نحو عندى ماء.)
Yang kedua adalah yang menyerupai ukuran berat atau takaran, seperti dalam kalimat: "Aku memiliki air."

(فالتمييز فى هذا محمول على الوزن أو الكيل.)
Tamyiz dalam kasus ini dipahami sebagai berbasis berat atau takaran.

(وليس يلزم أن ينصب التمييز إلا إذا كان مقدرا بالمصدر أو شبهه.)
Tamyiz tidak wajib dalam bentuk manshub (fathah) kecuali jika diukur berdasarkan masdar (kata dasar) atau semacamnya.

(وأما إذا أضيف إلى العدد أو الكيل أو الوزن فإنه يجر بالإضافة.)
Sedangkan jika tamyiz disandarkan (di-idhofahkan) kepada bilangan, takaran, atau berat, maka ia menjadi majrur (berharakat kasrah).

(وقد يكون مقدرا بشيء آخر كالمدة كقوله لبثت شهرا.)
Terkadang tamyiz juga diukur dengan sesuatu yang lain, seperti waktu, misalnya: "Aku tinggal selama satu bulan."

زيدا وإنما كانت هذه الأمور شبه ما ذكر لا عينه لأنها ليست معدة لذلك وإنما تشبهه.
Zaid, dan sesungguhnya perkara-perkara ini hanyalah menyerupai yang disebutkan, bukan zat aslinya, karena ia tidak disiapkan untuk itu, hanya menyerupainya saja.

(والرابع ما كان فرعا للتمييز نحو هذا خاتم حديدا).
(Jenis keempat dari tamyiz) adalah yang menjadi cabang dari penjelasan, seperti dalam kalimat: "Ini cincin dari besi."

فالخاتم فرع الحديد لأنه مصنوع منه.
Karena cincin merupakan turunan dari besi, sebab dibuat darinya.

فيكون الحديد هو الأصل بهذا الاعتبار.
Maka besi dianggap sebagai asal dalam konteks ini.

(و) مثله هذا (باب ساجا) فالباب من الساج.
(Dan) sejenis dengannya adalah kalimat "Ini pintu dari kayu sâj" (kayu keras India), maka pintu itu terbuat dari kayu sâj.

(وهذه (جبة خز) فالجبة فرع الخز).
(Dan) "Ini jubah dari kain khazz", maka jubah adalah turunan dari kain khazz.

فإنه نوع من الحرير ولا يعين فى هذا ما هو.
Karena khazz adalah jenis kain sutra, dan tidak ditentukan jenis spesifiknya.

وهو الأكثر سابقا.
Dan penggunaan seperti ini lebih banyak ditemukan sebelumnya.

وقد فهم من حد التمييز أنه نفي عن إبهام.
Dan telah dipahami dari definisi tamyiz bahwa tamyiz bertujuan menghilangkan ketidakjelasan.

وقد فهم من حد التمييز أنه نفي عن إبهام، إذا فهم إبهام نسبة أو إبهام ذات.
Dan telah dipahami dari definisi tamyiz bahwa ia berfungsi menghilangkan ketidakjelasan, baik ketidakjelasan dalam hubungan (nisbah) ataupun ketidakjelasan pada zat (diri sesuatu).

وإليه أشار بقوله (والمبين لإبهام النسبة).
Hal ini ditunjukkan dalam perkataannya: "(dan yang menjelaskan ketidakjelasan hubungan/nisbah)."

وتعان المصاحبة المحولة عن فاعل كأمثلة (بكر عرقا وطب محمد نفسا).
Dan termasuk dalam hal ini adalah tamyiz yang dipindahkan dari fa'il (subjek), seperti dalam contoh: "Bakar berkeringat dengan keringat," dan "Muhammad menjadi baik jiwanya."

وقوله تعالى (واشتعل الرأس شيبا).
Dan firman Allah Ta'ala: "Dan kepala memutih karena uban."

فعرقا تمييز لمصاحبة الطبعة الطبيعية.
Maka kata "keringat" (عرقا) di sini adalah tamyiz untuk menjelaskan sifat alami yang menyertai.

وزيد طيب نفسا تمييز لإبهام نسبة الطيبة إلى محمد.
Sedangkan "Muhammad menjadi baik jiwanya" adalah tamyiz untuk menghilangkan ketidakjelasan hubungan kebaikan kepada Muhammad.

واشتعل الرأس شيبا الأصل أن الأمثلة المتقدمة كانت صالحة أن تكون حالا.
Dan "kepala memutih karena uban", pada asalnya kalimat-kalimat ini juga layak menjadi bentuk hal (keadaan).

لأنها كانت صالحة أن يقال فيها بكر عرقان.
Karena bisa dikatakan: "Bakar dalam keadaan berkeringat."

ومحمد طيب النفس.
Dan "Muhammad dalam keadaan baik jiwanya."

والرأس مشتعل شيب.
Dan "kepala dalam keadaan terbakar uban."

والأصل فى هذه الأمثلة صحة الإسناد من المضائف إلى المضاف إليه فحصل الإبهام.
Asal dalam contoh-contoh ini adalah sahnya penyandaran (idhafah) dari yang disandarkan (mudhaf) kepada yang disandari (mudhaf ilaih), sehingga terjadi ketidakjelasan.

فإنه لما أسند اشتعل إلى الرأس وهو بعض الجسم حصل الإبهام فاحتيج إلى شيب.
Karena ketika fi'il "menyala" (اشتعَلَ) disandarkan kepada "kepala", yang merupakan bagian tubuh, maka timbullah ketidakjelasan, sehingga diperlukan tamyiz "uban" (شيب).

فعرقا تمييز لمصاحبة الطبيعة.
Maka "keringat" (عرقًا) menjadi tamyiz untuk menjelaskan sifat alami.

وشيبا تمييز لإبهام النسبة.
Dan "uban" (شيبًا) menjadi tamyiz untuk menghilangkan ketidakjelasan hubungan.

(وأما محول عن المفعول نحو غرست الأرض شجرا أو غرست شجرا).
Adapun tamyiz yang berpindah dari maf’ul (obyek), seperti dalam kalimat: "Aku menanam tanah dengan pohon," atau "Aku menanam pohon."

بأن يكون محولا عن غيرهما.
Yakni dipindahkan dari selain keduanya (fa'il dan maf'ul).

أى أن أكثر منها مالا أصله أنا أكثر منك مالا.
Seperti dalam kalimat: "Aku lebih banyak darimu dalam harta," yang asalnya: "Aku lebih banyak dalam hartaku darimu."

فحذف المضاف وأقيم المضاف إليه مقامه.
Lalu kata yang disandarkan dihapuskan, dan mudhaf ilaih (yang disandari) menempati posisinya.

(نحو زيد أكرم منك أبا).
Seperti dalam kalimat: "Zaid lebih mulia darimu dalam hal ayah."

(وأجمل منك وجها).
Atau: "Lebih tampan darimu dalam hal wajah."

فالأصل أن يقال أكرم منك أبو زيد وأجمل منك وجه زيد.
Asalnya adalah: "Ayah Zaid lebih mulia darimu," dan "Wajah Zaid lebih tampan darimu."

فحذف المضاف.
Kemudian mudhaf (yang disandarkan) dihapus.

ويشترط فى هذا التمييز أن يصلح الفاعل للفاعلية بعد التقدير.
Disyaratkan dalam tamyiz ini bahwa subjek harus tetap layak menjadi pelaku setelah diandaikan adanya mudhaf.

وهو النوع الثالث.
Dan ini termasuk jenis tamyiz yang ketiga.

(و) الرابع (نحو امتلأ إناء ماء) أو غير محول.
Dan (jenis) keempat (tamyiz) seperti dalam kalimat: "Bejana itu penuh dengan air," atau tamyiz yang tidak dipindahkan (langsung dari asal).

هكذا وضع ليبنى على أصله و(وهو أكثر منها) أي أكثر من الأنواع المتقدمة.
Ini diletakkan sesuai asalnya (bukan dipindahkan), dan (ini yang paling banyak) dibandingkan jenis-jenis sebelumnya.

و(لهذا شبه التمييز بالمفعول به) لأنه منصوب بعد تمام الكلام.
Karena itu tamyiz ini diserupakan dengan maf'ul bih (obyek langsung) karena ia berada dalam bentuk manshub (berharakat fathah) setelah kalimat sudah sempurna.

نحو امتلأ إناء ماء.
Contohnya: "Bejana penuh air."

(والثالث شبه المضاف) فى الكيل أو الوزن أو المساحة.
Dan jenis ketiga adalah (tamyiz) yang menyerupai mudhaf dalam keterangan takaran, timbangan, atau ukuran luas.

فشبه سقاء ماء ونحو صاع بر.
Seperti dalam kalimat: "Sebotol air" atau "Satu sha' gandum."

ونحو درة سمنا وشبه الوزن نحو مقكال ذرة خيرا فجر تمييز لمقكال ذرة.
Dan seperti: "Seberat satu butir gandum lebih baik," maka "lebih baik" di sini menjadi tamyiz untuk "seberat satu butir gandum."

ومقكال ذرة تمييز لشبه الوزن.
Dan "seberat satu butir gandum" adalah tamyiz karena menyerupai kategori timbangan.

وما فى السماء موضع راحة سحابا.
Atau kalimat: "Di langit tidak ada tempat seukuran telapak tangan melainkan dipenuhi awan."

وما في السماء موضع راحة سحابا، فجر تمييز لمقكال ذرة.
Dan dalam kalimat "Tidak ada di langit tempat sebesar telapak tangan kecuali ada awan", kata "awan" (سحابًا) adalah tamyiz bagi tempat sebesar telapak tangan.

وأما مثل فجر تمييز لمقكال ذرة، فشبه الوزن وسحابا تمييز لموضع راحة، فهو تمييز شبه المقدار.
Adapun contoh seperti "lebih baik dari seberat satu butir gandum", maka itu adalah tamyiz yang menyerupai ukuran (berat), dan "awan" adalah tamyiz untuk tempat sebesar telapak tangan, maka itu termasuk tamyiz syibh al-miqdar (tamyiz karena menyerupai ukuran).

والمؤلف رحمه الله فهم من التمييز معنى التعجب.
Pengarang rahimahullah memahami dari tamyiz ini makna takjub (kekaguman).

فأتى بمثال مثل فجر تمييز لمقكال ذرة من باب التعجب، كما قال ابن فارس.
Maka beliau (pengarang) memberikan contoh seperti lebih baik dari seberat satu butir gandum dari jenis kalimat takjub, sebagaimana dikatakan oleh Ibn Faris.

فدل ذلك أن مرجع الضمائر للصفات لا للتمييز.
Hal itu menunjukkan bahwa kembalinya dhamir (kata ganti) adalah kepada sifat, bukan kepada tamyiz.

كقوله ما أحسن زيدا، وما أجمل زيدا،
Seperti perkataannya: "Alangkah tampannya Zaid", "Betapa indahnya Zaid."

فإنه في الأصل مصدر من الفعل،
Sesungguhnya pada asalnya ia adalah mashdar (kata benda verbal) dari fi'il.

فيقال: أحسن زيد إحسانا، وأجمل زيد جمالا.
Yaitu dikatakan: "Zaid berbuat baik dengan kebaikan", "Zaid menjadi indah dengan keindahan."

فالمعنى ما أعجبني إحسان زيد وجماله.
Maknanya: "Betapa aku kagum terhadap kebaikan dan keindahan Zaid."

فجعل المميز في هذا الباب تمييزا، والمراد به التعجب.
Maka tamyiz dalam bab ini disebut tamyiz, padahal maksudnya adalah menyatakan rasa takjub.

واعلم أن التمييز إذا كان محولا عن الفاعل أو المفعول به فهو واجب النصب.
Ketahuilah bahwa tamyiz apabila dipindahkan dari fa’il (pelaku) atau maf’ul bih (obyek), maka wajib dalam keadaan manshub (dengan harakat fathah).

وإذا كان محولا عن المضاف جاز فيه النصب والجر.
Dan apabila tamyiz dipindahkan dari mudhaf (kata yang disandarkan), maka boleh dalam keadaan manshub (fathah) atau majrur (kasrah).

نحو طاب محمد نفسًا أو نفسِ.
Seperti dalam kalimat: "Muhammad menjadi baik jiwanya" (bisa dengan nashab: نفسًا, atau jar: نفسِ).

وزيد أكرم منك أبا أو أبٍ.
Dan: "Zaid lebih mulia darimu dalam ayahnya" (bisa dengan nashab: أبا, atau jar: أبٍ).

وإن لم يكن محولا تعين النصب.
Dan apabila tamyiz itu bukan hasil pemindahan, maka wajib nashab (fathah).

نحو اشتريت عشرين درهمًا.
Seperti dalam kalimat: "Aku membeli dua puluh dirham."

وامتلأ الإناء ماءً.
Dan: "Bejana itu penuh dengan air."

ولا يجوز فيه الجر، لأنه ليس فيه إضافة.
Dan tidak boleh menggunakan jar (kasrah) di sini, karena tidak ada penyandaran (idhafah).

وقد يكون التمييز في بعض المواضع مجرورا بإضافة أو بحرف جر.
Tamyiz terkadang dalam beberapa tempat berbentuk majrur (kasrah) karena idhafah (penyandaran) atau dengan adanya huruf jar (kata depan).

نحو عندي قفيزُ بُرٍّ، وعندي قفيزٌ من بُرٍّ.
Seperti dalam kalimat: "Aku memiliki satu qafiz gandum", atau "Aku memiliki satu qafiz dari gandum."

ونحو اشتريت قفيز برٍ أو من برٍّ.
Atau: "Aku membeli satu qafiz gandum", atau "Aku membeli satu qafiz dari gandum."

وكل ذلك سائغ جائز.
Semua bentuk itu diperbolehkan dan sah secara kaidah.


Tabel Ringkasan Tamyiz

No.Jenis TamyizPenjelasan SingkatContoh ArabTerjemahan IndonesiaHukum I'rab
1Tamyiz dari Fa’il (Pelaku)Awalnya fa’il (subjek) yang butuh diperjelas.بكر عرقًاBakar berkeringat keringatWajib Nashab (fathah)
2Tamyiz dari Maf'ul (Objek)Awalnya maf’ul bih (objek) yang diperjelas.غرست الأرض شجرًاAku menanam tanah dengan pohonWajib Nashab (fathah)
3Tamyiz dari Mudhaf (Kata Sandaran)Awalnya mudhaf, diperjelas dari idhafah. Boleh nashab atau jar.زيد أكرم منك أبا / أبٍZaid lebih mulia darimu dalam hal ayahNashab atau Jar
4Tamyiz Asli (Bukan hasil pemindahan)Tidak ada pemindahan, langsung memperjelas kata sebelumnya.امتلأ الإناء ماءًBejana itu penuh dengan airWajib Nashab (fathah)
5Tamyiz Syibh Miqdar (Takaran/Ukuran)Menjelaskan ukuran/takaran/berat.قفيز بُرٍّ / قفيز من بُرٍّSatu qafiz gandum / satu qafiz dari gandumJar (idhafah atau min)
6Tamyiz dalam Kalimat TakjubBentuk ekspresi kekaguman, bukan makna literal.ما أحسن زيدًاAlangkah tampannya ZaidWajib Nashab (fathah)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak